Potensi percepatan pertumbuhan properti, khususnya sektor real estat di pasar Asia Tenggara semakin berkembang pesat sebagai akibat dari kebijakan pembangunan, kemudahan berbisnis, dan efektivitas pemerintah yang membaik, terutama di Indonesia dan Vietnam.
thepropertycom (JAKARTA). Menurut laporan Southeast Asia Outlook 2023 Cushman & Wakefield, kawasan Asia Tenggara diperkirakan menjadi salah satu sumber utama pertumbuhan perekonomian global dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,7 persen pada tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi ini cukup menjanjikan untuk peningkatan aktivitas bisnis di industri properti.
Menurut Head of Asia Pacific Tenant Representation and Managing Director Cushman & Wakefield Indonesia & Southeast Asia, Anshul Jain, situasi ini menunjukan bahwa kawasan Asia Tenggara di tahun 2023 ini memiliki kinerja yang kuat dalam satu dekade ke depan.
Realitas perekonomian Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar dan hal itu tidak terlepas dari populasi yang besar atau ketiga setelah China dan India. Pemerintah Indonesia juga menawarkan beragam kesempatan investasi secara terbuka kepada PMA maupun PMDN di sektor properti.
Berdasarkan penelusuran thepropertycom, permintaan atau konsumsi properti, khususnya hunian, baik apartemen maupun rumah tapak, semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Sejumlah investor yang berinvestasi dalam industri properti, baik di sektor komersial maupun residensial, terlihat terjadi peningkatan yang sangat tinggi, seiring adanya sejumlah regulasi tentang bangunan hijau dalam bisnis properti.
Tingginya arus urbanisasi (masyarakat urban) serta transformasi digital secara tak langsung juga mendorong permintaan properti semakin cepat.
Menurut laporan Southeast Asia’s Green Economy 2022, pasar bangunan hijau di kawasan Asia bernilai 20-25 miliar dollar Amerika pada tahun 2030.[redtp16]
Komentar
Posting Komentar