Sebanyak 39 persen dari seluruh rumah tangga di Indonesia menempati rumah tidak layak huni. Hal itu dikatakan Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (SMF Persero) Daniel Siyaranamual, baru-baru ini di Jakarta. thepropertycom (Jakarta). Data backlog kepemilikan rumah di Indonesia tahun 2022 mengalami penurunan. Tahun 2021, ada sekitar 75 juta rumah tangga, dan di tahun 2022 jumlahnya turun menjadi 72,8 juta rumah tangga. Backlog rumah dan keluarga yang mendiami rumah tidak layak huni ditargetkan turun sebesar 30 persen pada tahun 2030 mendatang. Melihat kondisi realitas perumahan, tentu tidak hanya terbatas soal backlog kepemilikan, tetapi juga terkait dengan rumah berkualitas, layak huni, dan dapat diakses semua kalangan. Hal itu menjadi tantangan sekaligus peluang yang harus diantisipasi oleh seluruh pemangku kepentingan ( stakeholders ) sektor perumahan, baik pemerintah maupun swasta.[redtp17/Foto: ilustrasi/dok-ist]
Liputan Faktual Industri Properti