Para pengembang mengorbankan sekian persen luas areanya untuk common facilities. Mereka harus menyediakan sarana TOD, seperti KRL, LRT, MRT, dan lainnya.
thepropertycom (JAKARTA). Sekretaris Jenderal Real Estat Indonesia (REI) Hari Ganie menuturkan, kawasan Transit Oriented Development (TOD) jadi tren hunian publik di masa sekarang dan akan datang.
Menurutnya konsep TOD akan menjadi tren karena pertama, tingkat kepadatan penduduk dan kemacetan yang akan meningkat di kota metropolitan, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Makassar.
"Konsep lingkungannya juga jelas. Sekarang rumah jadi pusat aktivitas masyarakat. Orang kerja di rumah karena ada Wifi, bisa belajar di rumah dan macam-macam," terangnya.
Para pengembang, sambung Hari, harus mengorbankan sekian persen luas areanya untuk common facilities. Mereka juga harus menyediakan sarana TOD, seperti KRL, LRT, MRT, dan lainnya.
"Rumah tapak sudah tidak lagi cocok di kota metropolitan. Sebab, harga tanah sudah semakin mahal," katanya, saat acara konferensi pers Golden Property Award (GPA) di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengatakan, GPA 2023 yang akan digelar Agustus mendatang akan menjadi momentum untuk melihat lebih jauh ketahanan para pebisnis atau pelaku industri properti pasca-pandemi dalam menghadapi tantangan baru kondisi global yang serba tidak menentu.[redtp16]
Komentar
Posting Komentar