Empat Daerah Jadi Target Investor Perhotelan, Investor Asing Waspadai Investasi Properti Perhotelan, Investor Lokal Berani Hadapi Risiko
Secara umum, kondisi industri perhotelan pada tahun 2023 lebih baik dibandingkan tahun 2022. Dari segi okupansi hotel di Jakarta berada di angka 58,1 persen pada kuartal I/2023, sementara pada periode yang sama tahun lalu, hanya sebesar 57,1 persen.
thepropertycom (JAKARTA). Gonjang-ganjing investasi industri perhotelan di Indonesia, selalu terkait dengan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Namun, ada perbedaan selera antara investor asing dan lokal dalam membidik aset sektor properti perhotelan.
Director of Hospitality Services Colliers Satria Wei mengatakan, investor asing berhati-hati dalam investasi di industri perhotelan. "Contohnya seperti hotel bintang 5, investor asing selalu mempertimbangkan prediksi investasi secara detail," kata Satria seperti dikutip Rabu (10/5/2023).
Sementara itu, tambah Satria, investor domestik lebih berani mengambil risiko sambil mengamati realitas pasar industri perhotelan. Dari sisi tarif sewa harian atau average daily rate (ADR), terjadi kenaikan pada hotel-hotel di Jakarta yang berada dikisaran US$63,39 dari periode kuartal I/2022 sebesar US$63,3.
Kondisi industri perhotelan yang membaik, mendorong pertumbuhan realisasi investasi di sektor perhotelan. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi di sektor hotel dan restoran, sebesar Rp7,9 triliun pada kuartal pertama tahun ini yang mencakup PMA dan PMDN.
"Investasi di bidang perhotelan akan mengalami peningkatan tahun ini," ujarnya. Ada empat wilayah yang menjadi target investasi perhotelan, yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta, dan Danau Toba "Pertimbangan utama investor, karena di area itu ada kemudahan infrastruktur dan trafik pengunjung yang stabil," tutupnya.[redtp16]
Komentar
Posting Komentar