Penghuni rumah berkonsep TOD, perlahan tetapi pasti lebih suka naik kendaraan umum, salah satu contohnya ialah Commuter Line. "Selamat Tinggal Kendaraan Pribadi."
thepropertycom (JAKARTA). Hunian berkonsep TOD yang banyak dikembangkan pengembang properti akan semakin banyak menarik konsumen. Hunian TOD merupakan salah satu solusi ditengah banyaknya persoalan sosial dan lalu lintas, diantaranya kenaikan tarif tol, harga BBM, pajak kendaraan bermotor, pembatasan plat ganjil/genap dan biaya parkir yang semakin tinggi.
Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan, pembangunan hunian berbasis transit atau transit oriented development (TOD) akan laris manis ke depannya dibandingkan dengan model hunian konvensional.
Menurut Ferry, penggunaan kendaraan pribadi tidak lagi menjadi pilihan utama. Selain itu, tingginya biaya transportasi dengan kendaraan pribadi dan rencana pemerintah menyediakan transportasi massal yang terjangkau dan ramah lingkungan, akan menjadi angin segar bagi penghuni apartemen TOD.
"Saat ini, mayoritas proyek TOD masih dalam tahap pembangunan. Proyek TOD lebih tahan terhadap kondisi ekonomi dibandingkan proyek non-TOD," ujar Ferry.
Ferry menuturkan, pihaknya membandingkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir 2022, dan menunjukkan bahwa proyek TOD mencapai peningkatan rata-rata sebesar 10,3 persen, sedangkan proyek non-TOD hanya mencatat peningkatan sebesar 3,8 persen.
"Peluang TOD di DKI juga didorong oleh tren pembangunan sarana transportasi umum masal yang ada di Jabodetabek dan daerah," tutupnya.[redtp16]
Komentar
Posting Komentar