Langsung ke konten utama

Harga Rumah Naik...!!! Daya Beli Properti Menurun, Pajak Progresif Bukan Solusi Ideal

Ketidakstabilan ekonomi global dan laju inflasi, secara tidak langsung menurunkan daya beli publik terhadap properti. Penurunan tersebut juga didorong oleh kenaikan harga rumah dan suku bunga bank yang mulai dirasakan konsumen

thepropertycom (JAKARTA). Pembelian properti oleh publik memang melambat, tapi tidak stagnan. Publik melihat, upaya pemerintah dalam menstabilkan harga properti belum maksimal.

Bahkan, publik khawatir harga properti di masa depan akan semakin tinggi. Perekonomian global yang melemah, jelas memengaruhi inflasi dan kenaikan suku bunga bank, dan ini telah dirasakan publik sehingga berimbas kepada rencana pembelian properti.

Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kenaikan harga rumah dalam kisaran 4 sampai 5 persen juga sangat memberatkan. 

Di sisi lain, generasi milenial kelas menengah dan golongan ekonomi kelas atas alias orang-orang kaya di Indonesia, tidak terpengaruh oleh ekonomi global dan laju inflasi. Mereka tetap mengonsumsi properti yang ditawarkan sejumlah pengembang. 

Apabila tingkat inflasi dan suku bunga terus  naik. Potensi pasar properti untuk kelas bawah akan stagnan. Di tengah situasi dan kondisi ekonomi yang sulit untuk membeli rumah, maka kebijakan Pemerintah yang merencanakan pajak progresif terhadap pemilik lebih dari satu properti, bukan menjadi solusi yang ideal. 

Kebijakan pajak progresif, diprediksi akan membuat kalangan ekonomi atas melakukan tindakan wait and see dalam melihat perkembangan industri properti. 

Bila pajak progresif diterapkan, maka pemerintah juga harus mengeluarkan kebijakan lain yang berfungsi untuk mendorong daya beli properti bagi MBR.[redtp17]

Redaksi@thepropertycom 0812 8934 9614

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SiteMinder's Hotel Booking Trends, Wisatawan Internasional ke Indonesia Meningkat Tahun 2023

Laporan tahunan SiteMinder Hotel Booking Trends mengungkapkan, wisatawan internasional ke Indonesia meningkat tahun 2023. thepropertycom (Jakarta) - SiteMinder, platform software yang membuka potensi pendapatan penuh dari hotel, telah meluncurkan laporan tahunan SiteMinder Hotel Booking Trends. Laporan menarik ini didasarkan pada analisis baru terhadap lebih dari 115 juta reservasi akomodasi tahun 2023 di seluruh dunia. Akomodasi di Indonesia tampak unggul dalam hal peningkatan kedatangan wisatawan internasional, lamanya wisatawan menginap di properti tersebut, serta waktu rata-rata pemesanan jika dibandingkan dengan hotel-hotel lain secara global. Temuan dari SiteMinder’s Hotel Booking Trends mengungkapkan, jumlah pengunjung internasional meningkat sebagai persentase dari semua kedatangan di hotel di Indonesia. Sebanyak 86 persen kedatangan di hotel berasal dari wisatawan internasional pada tahun 2023, meningkat dari 77% pada tahun 2022 dan 33% pada tahun 2021. Market Vice Preside

Jreng...!!! Ini 4 Produk Keluaran AQUA Elektronik Tahun 2024

Produk AQUA Elektronik diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap keluarga Indonesia.  propertycom , (Jakarta) - AQUA Elektronik gelar 4 produk premium berteknologi tinggi. Sebagai bagian dari Haier Group, AQUA Elektronik telah bertransformasi menjadi perusahaan yang menciptakan produk-produk elektronik berkelas high-end premium product. Peluncuran 4 produk elite AQUA dilakukan Jum’at siang (20/1/2024) di Jakarta.  Keempat produk premium yang diluncurkan itu adalah kulkas AQR-CTD746RAG(BK) yang menyediakan fitur Smart Control with Colorful Screen. Koneksi wifi yang ada pada kulkas ini dapat memudahkan pengguna dalam mengontrol suhu dan mengatur isi kulkas langsung dari ponsel, plus dilengkapi dengan desain panel layar sentuh yang lebih berwarna. Selain itu fitur ABT Pro dapat menguraikan bakteri dan molekul bau menjadi karbon dioksida dan air, membunuh hingga 99,9% bakteri dan mencegah kontaminasi bahan. Lalu dengan teknologi Fresher Shield, kulkas ini mampu secara otomatis menge

Kendala Pembangunan Perumahan Rakyat Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045

Menjamurnya pengembang properti di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek merupakan dampak nyata, atas meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap rumah dari tahun ke tahun.  Namun, dalam kenyataannya, pemerintah belum mampu memenuhi backlog perumahan rakyat di tahun 2023 yang mencapai 12,7 juta. Selain itu, rumah yang memenuhi standar layak huni, masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan Pemerintah dalam menuju Indonesia Emas Tahun 2045. Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, diuraikan bahwa rumah layak huni dan terjangkau oleh rakyat, harus memenuhi beberapa syarat diantaranya keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas bangunan serta lingkungan yang sehat.  Keberadaan UU diatas menjadi kendala sekaligus dilema bagi sejumlah pengembang, karena pembangunan rumah layak huni membutuhkan biaya tinggi. Ini terjadi akibat naiknya harga bahan material bangunan, mahalnya biaya pembelian dan pembebasan lahan di seputar Jabodetabek