Langsung ke konten utama

Kesempatan Rakyat Beli Rumah Kandas...!!! Harga Rumah Subsidi Bakal Naik Sekitar 4,89 Persen

 

Rakyat dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah, tentu sangat membutuhkan rumah layak huni. Rumah subsidi yang disokong Pemerintah akan menjadi pilihan terbaik bagi rakyat. Namun sayang, kesempatan rakyat untuk membeli rumah kandas...!!! Pasalnya harga rumah subsidi bakal naik sekitar 4,89 persen. Nah lho...!!! Terus, kapan dong rakyat punya rumah? Negara sudah seharusnya berpihak ke rakyat 

thepropertycom. Harga rumah subsidi di Indonesia bakal naik sekitar 4,89 persen. Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Herry Trisaputra Zuna mengatakan, ketetapan soal kenaikan harga rumah subsidi masih dalam proses Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan.

"Masih diproses Kementerian keuangan, diperkirakan bulan Februari ini," ujar Herry di JCC Senayan, Kamis (16/2/2023) lalu. 

Perlu diketahui, harga rumah subsidi yang tercantum dalam Kepmen PUPR berada di kisaran Rp150,5 sampai Rp219 jutaan, itupun tergantung dari lokasinya. Untuk kawasan Jabodetabek, harga tertingginya Rp168 jutaan.


Menurut Herry, beberapa waktu lalu, Pemerintah bersama pengurus asosiasi Real Estate Indonesia (REI) sudah membahas kenaikan harga rumah subsidi. Namun, hasilnya masih menunggu Ketetapan Kementerian Keuangan. 

Ketua Umum REI, Paulus Totok Lusida mengaku, dirinya belum mengetahui secara pasti kapan soal kenaikan harga rumah subsidi diumumkan.

"Sudah ada sosialisasi di REI, kenaikannya berada di kisaran 4,89 persen. Dulu kita sepakat kenaikan 7 persen. Akhirnya jadi sekitar 4,89 persen," kata Totok sambil menambahkan bahwa pembahasan soal kenaikan harga rumah subsidi sudah berlangsung sejak tahun 2021. 

Seperti diketahui soal kenaikan harga rumah subsidi sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.81/PMK.010/2019. Batasan harga rumah subsidi juga tercantum dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepmen PUPR) No. 242/KPTS/M/2020 bulan Maret 2020.


Berapapun besarannya, kenaikan harga rumah subsidi tentu akan mempengaruhi daya beli rakyat terhadap rumah.

Beberapa waktu lalu, anggota Komisi XI DPR RI, Ecky Awal Mucharam, mendesak pemerintah untuk mengendalikan inflasi pangan, dikarenakan makin mengancam daya beli masyarakat. Kenaikan inflasi diprediksi sekitar 6 sampai 7 persen dan ini akan sulit dikendalikan pemerintah.

Belum lagi kenaikan harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) menjelang lebaran tahun 2023. Otomatis daya beli masyarakat terhadap rumah subsidi semakin melemah. 

Sinyalemen Bank Dunia dan lembaga-lembaga keuangan internasional memprediksi bahwa  tahun 2023 ini, dunia berada dalam ancaman resesi global. Saat ini, tanda-tanda resesi global sudah mulai dirasakan para pengusaha dan pekerja. Pengusaha mengalami penurunan omzet dan produksi. Sedangkan pekerja mulai dirumahkan atau di PHK.

Hal lainnya lagi yang tak kalah pentingnya ialah munculnya spekulan properti, dalam hal ini pihak ketiga yang secara tidak langsung ikut berperan dalam menjual rumah subsidi. Para spekulan ini mungkin saja akan merekayasa margin profit dari fluktuasi harga untuk meraup keuntungan relatif besar. 

Di sisi lain, saat ini rakyat sedang menjalani masa transisi dari pandemi COVID-19 menuju recovery ekonomi.[redtp17]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SiteMinder's Hotel Booking Trends, Wisatawan Internasional ke Indonesia Meningkat Tahun 2023

Laporan tahunan SiteMinder Hotel Booking Trends mengungkapkan, wisatawan internasional ke Indonesia meningkat tahun 2023. thepropertycom (Jakarta) - SiteMinder, platform software yang membuka potensi pendapatan penuh dari hotel, telah meluncurkan laporan tahunan SiteMinder Hotel Booking Trends. Laporan menarik ini didasarkan pada analisis baru terhadap lebih dari 115 juta reservasi akomodasi tahun 2023 di seluruh dunia. Akomodasi di Indonesia tampak unggul dalam hal peningkatan kedatangan wisatawan internasional, lamanya wisatawan menginap di properti tersebut, serta waktu rata-rata pemesanan jika dibandingkan dengan hotel-hotel lain secara global. Temuan dari SiteMinder’s Hotel Booking Trends mengungkapkan, jumlah pengunjung internasional meningkat sebagai persentase dari semua kedatangan di hotel di Indonesia. Sebanyak 86 persen kedatangan di hotel berasal dari wisatawan internasional pada tahun 2023, meningkat dari 77% pada tahun 2022 dan 33% pada tahun 2021. Market Vice Preside

Jreng...!!! Ini 4 Produk Keluaran AQUA Elektronik Tahun 2024

Produk AQUA Elektronik diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap keluarga Indonesia.  propertycom , (Jakarta) - AQUA Elektronik gelar 4 produk premium berteknologi tinggi. Sebagai bagian dari Haier Group, AQUA Elektronik telah bertransformasi menjadi perusahaan yang menciptakan produk-produk elektronik berkelas high-end premium product. Peluncuran 4 produk elite AQUA dilakukan Jum’at siang (20/1/2024) di Jakarta.  Keempat produk premium yang diluncurkan itu adalah kulkas AQR-CTD746RAG(BK) yang menyediakan fitur Smart Control with Colorful Screen. Koneksi wifi yang ada pada kulkas ini dapat memudahkan pengguna dalam mengontrol suhu dan mengatur isi kulkas langsung dari ponsel, plus dilengkapi dengan desain panel layar sentuh yang lebih berwarna. Selain itu fitur ABT Pro dapat menguraikan bakteri dan molekul bau menjadi karbon dioksida dan air, membunuh hingga 99,9% bakteri dan mencegah kontaminasi bahan. Lalu dengan teknologi Fresher Shield, kulkas ini mampu secara otomatis menge

Kendala Pembangunan Perumahan Rakyat Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045

Menjamurnya pengembang properti di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek merupakan dampak nyata, atas meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap rumah dari tahun ke tahun.  Namun, dalam kenyataannya, pemerintah belum mampu memenuhi backlog perumahan rakyat di tahun 2023 yang mencapai 12,7 juta. Selain itu, rumah yang memenuhi standar layak huni, masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan Pemerintah dalam menuju Indonesia Emas Tahun 2045. Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, diuraikan bahwa rumah layak huni dan terjangkau oleh rakyat, harus memenuhi beberapa syarat diantaranya keselamatan bangunan, kecukupan minimum luas bangunan serta lingkungan yang sehat.  Keberadaan UU diatas menjadi kendala sekaligus dilema bagi sejumlah pengembang, karena pembangunan rumah layak huni membutuhkan biaya tinggi. Ini terjadi akibat naiknya harga bahan material bangunan, mahalnya biaya pembelian dan pembebasan lahan di seputar Jabodetabek